Sabtu, 29 Juni 2019

GWM Turun, Likuiditas Bank Bertambah Rp 25 Triliun


GWM Turun, Likuiditas Bank Bertambah Rp 25 Triliun


Oleh genbilhokseumawe.blogspot.compada 30 Jun 2019, 10:58 WIB
genbilhokseumawe.blogspot.com Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebutkan keputusan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum(GWM) memberi kelonggaran bagi perbankan.
GWM turun tersebut diperkirakan perbankan memiliki likuiditas tambahan sebesar Rp 25 triliun. 
"Akan ada tambahan Rp 25 triliun kurang lebih ke dalam sistem akibat penurunan itu," kata dia saat ditemui di Mesjid BI, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
BI memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan. GWM untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah masing-masing turun sebesar 50 bps menjadi 6,00 persen dan 4,5 persen dengan rerata masing-masing tetap 3,0 persen dan berlaku efektif 1 Juli mendatang.
Manfaat lain pelonggaran ini adalah dana yang dikelola perbankan bisa ditempatkan pada sektor lain, misalnya kredit.
Dia menuturkan, angka Rp 25 triliun tersebut meski terlihat tidak terlalu besar tapi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh perbankan.
"Tolong lihat dynamic impactnya, jadi tidak hanya berhenti di Rp 25 triliun karena tentunya perbankan dengan Rp 25 triliun itu bisa memutarkan dana tersebut untuk menghasilkan suatu multiplier effect yang besar dari sisi kredit," ujarnya.
Selain itu, dia menyatakan perbankan dapat memutar dana tersebut tidak hanya satu kali, sehingga bisa mendapat lebih banyak kelonggaran.
"Dalam perhitungan kita tentunya banyak pertanyaan apakah Rp 25 triliun dampaknya terlalu kecil? Jangan dilihat satu putaran. Karena kita selalu mengenal teori multiplier dampak dynamic dari adanya penurunan likuiditas penurunan GWN, itu akan memungkinkan tambahan ekspansi kredit yang besar," tegasnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com

BI Turunkan GWM Perbankan 50 Bps Mulai 1 Juli 2019
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. ( genbilhokseumawe.blogspot.com vahmy)
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00 persen. Kemudian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan meski suku bunga acuan ditahan namun pihaknya mengambil kebijakan baru yang bertujuan untuk menambah ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi, yaitu menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan.
"BI memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps," kata dia di kantornya, Kamis, 20 Juni 2019.
Dia mengungkapkan saat ini GWM Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah masing-masing 6,0 persen dan 4,5 persen, dengan GWM Rerata masing-masing tetap sebesar 3,0 persen.
Kebijakan ini rencananya berlaku pada awal bulan depan. "Berlaku efektif pada 1 Juli 2019," ujarnya.
Selain itu, dia menegaskan Bank Indonesia akan terus mencermati kondisi pasar keuangan global dan stabilitas eksternal perekonomian Indonesia dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga kebijakan sejalan dengan rendahnya inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang. Kebijakan makroprudensial juga tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian," ujarnya.
Selain itu, kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing," dia menandaskan.

Bi Kembali Tahan Suku Bunga Acuan



ILUSTRASI BANK INDONESIA

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juni 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan pada angka 6 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day repo" ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019.
Bulan ini merupakan kali ketujuh BI menahan suku bunga acuannya pada angka 6 persen. Keputusan tersebut juga sesuai dengan prediksi berbagai pihak.
Head of Sales and Distribution PT Ashmore Asset Management Indonesia, Steven Satya Yudha menuturkan, BI masih tahan suku bunga acuan. BI diperkirakan pertahankan suku bunga acuan ini untuk mempertahankan stabilitas rupiah.

Selain itu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve juga tetap pertahankan suku bunga acuannya. Steven menuturkan, the Federal Reserve juga baru membuka peluang untuk menurunkan suku bunga acuan meski dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
Selain itu, Steven melihat arah kebijakan Bank Indonesia (BI) akan serupa dengan the Federal Reserve untuk membuka peluang menurunkan suku bunga pada 2019.
"Namun perspektif BI kami lihat adalah stabilitas rupiah. Sehingga yang ditunggu BI adalah portofolio flow yang agresif untuk membiayai defisit baru mereka akan cut,” ujar Steven saat dihubungi genbilhokseumawe.blogspot.com Kamis (20/6/2019).
Ia menambahkan, dengan sentimen bank sentral AS tahan suku bunga dan kabar bank sentral Eropa, pasar akan tetap stabil terutama obligasi dan rupiah.

Jumat, 28 Juni 2019

Melalui GenBI, Bank Indonesia Perduli Pada Negeri



Generasi baru Indonesia atau yang biasa dikenal dengan sebutan GenBI ialah komunitas mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia (BI), yang didalamnya terdiri dari beberapa  mahasiswa dari berbagai  Perguruan Tinggi Negeri pada wilayah terpilih.

Melalui GenBI para penerima beasiswa Bank Indonesia tidak hanya menerima bantuan berupa materi saja, melainkan dipilih dan direkrut oleh Bank Indonesia untuk diarahkan menjadi agent of change bagi masyarakat, garda depan Bank Indonesia yang membantu menyampaikan informasi kebijakan-kebijakan yang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (front Lines) serta disiapkan untuk menjadi pemimpin Indonesia dimasa mendatang (feature Leaders).
Beasiswa Bank Indonesia diberikan memiliki beberapa tujuan yaitu, untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, memotivasi generasi muda kalangan tidak mampu dan berpartspasi untuk menyelesaikan pendidikan tinggi, serta untuk meningkatkan prestasi untuk menghasilkan SDM yang mandiri dan produktif. 
ADVERTISING

GenBI sendiri salah satu bentuk nyata dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dalam meningkatkan kualitas mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, yang dibimbing untuk berbagi energi untuk negeri melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat umum secara langsung. Agar mereka menjadi komunitas yang kreatif, berwawasan luas, dan perduli terhadap kondisi masyarakat.
Terbukti dengan adanya program beasiswa dari Bank Indonesia, potensi mahasiswa yang tergabung dalam komunitas GenBI mampu dimaksimalkan dengan baik oleh mereka, sehingga memereka bisa berkontribusi lebih untuk negeri melalui berbagai bidang program kerja yang  mereka jalankan. 
Bidang tersebut meliputi, bidang pendidikan, Ekonomi, lingkungan hidup, Sosial dan Kesehatan Masyarakat, dari berbagai bidang tersebut GenBi mewujudkannya ke dalam berbagai bentuk kegiatan, diantaranya, dalam bidang pendidikan mlakukan kegiatan mengajar di desa-desa dengan mengenalkan materi cikur, dan mamfaat menabung, kemudian dalam bidang sosial dan kesehatan masyarakat mereka melakukan penggalangan dana untuk korban bencana alam serta orang-orang yang membutuhkan, dan mengadakan kegiatan periksa gratis untuk masyarakat yang kurang mampu.
 Dengan motto "ENERGI UNTUK NEGERI" GenBI diharap kan mampu untuk mewujudkan Progam kerja Bank Indonesia untuk terus memberikan kontribusi terbaik sehingga berguna untuk kemajuan bangsa

100 MAHASISWA MENERIMA BEASISWA BANK INDONESIA PERWAKILAN LHOKSEUMAWE

Lhokseumawe – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Lhokseumawe menyerahkan bantuan beasiswa untuk 100 mahasiswa dari dua perguruan tinggi di Lhokseumawe, yaitu Universitas Malikussaleh dan IAIN Malikussaleh yang berlangsung di kantor tersebut, Kamis (27/6/2019). Masing-masing kampus mendapatkan jatah 50 penerima beasiswa.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Lhokseumawe, Yufrizal mengatakan pemberian beasiswa itu merupakan Program Bantuan Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk meningkatkan prestasi dan menyelesaikan pendidikan serta meningkatkan kualitas mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dan calon pemimpin masa depan.

Dia menambahkan penerima beasiswa itu juga dibekali pengetahuan tentang ke bank sentralan dan pembangunan karakter, selain itu mereka akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan Bank Indonesia serta pelatihan-pelatihan seperti Leadership Camp dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) merupakan kegiatan rutin Bank Indonesia. “Kegiatan itu dilakukan untuk dapat membentuk jiwa pemimpin ke depannya (future Leaders) yang berkarakter dan akhlak mulia,” ujarnya.

Ditambahkan, setiap mahasiswa medapat beasiswa BI akan dihimpun dalam satu sarana komunitas yaitu Gerakan Baru Indonesia (GenBI). Penerima beasiswa itu diserahkan secara simbolis yang langsung didampingi Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan dari kedua perguruan tinggi tersebut